JAKARTA – Baku tembak di Solo yang terjadi beberapa jam lalu menelan tiga korban jiwa. Dua korban diduga anggota teroris dan satunya anggota Densus 88.
“Beberapa menit lalu dilaporkan Kapolri kepada presiden sedang berlangsung tindakan penyergapan terhadap sekelompok teroris. TKP di dekat sebuah mini market di Ngruki. Mereka adalah pelaku teror penembakan di Solo pada tanggal 17, 18 dan 30 Agustus kemarin,” ungkap Juru Bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat dihubungi wartawan, Jumat (31/8/2012).
Kata Julian, pasca aksi teror berturut-turut kemarin, pihak Densus 88 berhasil mengidentifikasi dan langsung melakukan penyergapan. “Mereka berhasil diidentifikasi dan dikejar habis-habisan oleh polri. Penyergapan dipimpin oleh Densus 88,” kata dia.
Namun, saat dilakukan penyergapan kelompok tersebut melakukan perlawanan dengan senjata. Akhirnya, baku tembak pun tidak bisa dihindari. “Terjadi tembak menembak sebab kelompok teroris ini melakukan pelawanan bersenjata,” jelas dia.
Akibat baku tembak itu, tiga korban melayang. Dua dari korban itu dari kelompok teroris dan satu lagi dari Densus 88. Sementara, satu dari kelompok teroris tersebut berhasil diamankan.
“Dilaporkan dua anggota teroris tewas, satu orang berhasil diamankan. sedangkan dari densus 88, tewas 1 orang anggotanya atas nama Bripda Suherman,” kata Julian.
Sementara kata Julian, lokasi kejadian saat ini sedang diamankan dan disisir oleh petugas lantaran terdapat bahan peledak. “Sekarang lokasi sedang diamankan dan disisir sebab diduga ada bahan peledak,” katanya.
Terkait peristiwa ini kata Julian, Presiden SBY langsung memerintahkan Kapolri Jendral Timur Prodopo untuk turun langsung ke Tempat Kejadian Perkara (TKP).
“Terhadap laporan ini, presiden perintahkan Kapolri besok pagi-pagi sekali ke TKP dan melaporkan hasilnya langsung,” kata dia.
Julian meyakini bahwa aksi teror di Solo tidak lepas dari jaringan teroris. Sebab kelompok tersebut dipastikan bekerjasama dengan jaringan lainnya. Oleh sebab itu, kata dia kelompok tersebut harus segera dituntaskan.
“Hampir pasti kelompok ini ada kaitannya dengan jaringan teroris. Sebab meski tak banyak teroris yang disergap ini, tapi tidak mungkin mereka kerja sendiri. Pasti di belakangnya ada jaringan yang lebih besar. Harus dikupas habis,” ucap dia.
“Beberapa menit lalu dilaporkan Kapolri kepada presiden sedang berlangsung tindakan penyergapan terhadap sekelompok teroris. TKP di dekat sebuah mini market di Ngruki. Mereka adalah pelaku teror penembakan di Solo pada tanggal 17, 18 dan 30 Agustus kemarin,” ungkap Juru Bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat dihubungi wartawan, Jumat (31/8/2012).
Kata Julian, pasca aksi teror berturut-turut kemarin, pihak Densus 88 berhasil mengidentifikasi dan langsung melakukan penyergapan. “Mereka berhasil diidentifikasi dan dikejar habis-habisan oleh polri. Penyergapan dipimpin oleh Densus 88,” kata dia.
Namun, saat dilakukan penyergapan kelompok tersebut melakukan perlawanan dengan senjata. Akhirnya, baku tembak pun tidak bisa dihindari. “Terjadi tembak menembak sebab kelompok teroris ini melakukan pelawanan bersenjata,” jelas dia.
Akibat baku tembak itu, tiga korban melayang. Dua dari korban itu dari kelompok teroris dan satu lagi dari Densus 88. Sementara, satu dari kelompok teroris tersebut berhasil diamankan.
“Dilaporkan dua anggota teroris tewas, satu orang berhasil diamankan. sedangkan dari densus 88, tewas 1 orang anggotanya atas nama Bripda Suherman,” kata Julian.
Sementara kata Julian, lokasi kejadian saat ini sedang diamankan dan disisir oleh petugas lantaran terdapat bahan peledak. “Sekarang lokasi sedang diamankan dan disisir sebab diduga ada bahan peledak,” katanya.
Terkait peristiwa ini kata Julian, Presiden SBY langsung memerintahkan Kapolri Jendral Timur Prodopo untuk turun langsung ke Tempat Kejadian Perkara (TKP).
“Terhadap laporan ini, presiden perintahkan Kapolri besok pagi-pagi sekali ke TKP dan melaporkan hasilnya langsung,” kata dia.
Julian meyakini bahwa aksi teror di Solo tidak lepas dari jaringan teroris. Sebab kelompok tersebut dipastikan bekerjasama dengan jaringan lainnya. Oleh sebab itu, kata dia kelompok tersebut harus segera dituntaskan.
“Hampir pasti kelompok ini ada kaitannya dengan jaringan teroris. Sebab meski tak banyak teroris yang disergap ini, tapi tidak mungkin mereka kerja sendiri. Pasti di belakangnya ada jaringan yang lebih besar. Harus dikupas habis,” ucap dia.
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment