Keputusan yang disepakati pada Kamis (5/7) waktu setempat itu sekaligus mementahkan larangan jilbab yang pernah diberlakukan sejak 2007. Panel yang dikenal sebagai IFAB ini tidak keberatan untuk pemakaian jilbab kepada para muslimah di dalam pertandingan sepakbola.
Keputusan tersebut diambil setelah komite medis FIFA memutuskan dua desain jilbab yang tidak mengancam keselamatan bagi pemakainya. Desain yang disepakati harus bisa cepat dilepas serta tidak mengganggu proses penyelamatan.
Sebelumnya, aturan sepakbola melarang penggunaan peralatan berbahaya atau yang menampilkan simbol-simbol keagamaan saat tampil di lapangan hijau. Wakil Presiden FIFA Pangeran Ali dari Yordania sempat memimpin selama setahun lebih untuk membatalkan larangan tersebut. Ia menyerukan agar diberikannya izin bermain kepada pemain sepakbola muslimah.
Sejauh ini ada dua negara Islam yang masih memandatkan pemain perempuannya mengenakan jilbab, yakni Iran dan Arab Saudi. Tahun lalu Iran telah dibatalkan dalam laga kualifikasi untuk Olimpiade London karena adanya larangan berjilbab.
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment